Rabu, 29 Juni 2022

Hebat, Tapak Suci STKIP Muhammadiyah Bogor Meraih 4 Emas 3 Perak pada Turnamen Pencak Silat se-Jawa Barat di Sukabumi

Penulis : Putri Patwa Aulia | Editor : Siti Alpiah

Jejakpers. Tapak suci STKIP Muhammadiyah Bogor telah memenangkan perlombaan pada Pesilat Championship antar Pelajar Se-Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 24-26 Juni 2022 di GOR Suryakencana Kota Sukabumi. Anggota yang mengikuti pertandingan itu terdiri dari 7 orang dan untuk official ada 4 orang.

Acara ini dilaksanakan sebagai salah satu ajang silahturahmi, walaupun di sana berbeda daerah dan suku tetapi ini bisa menjadikan ajang bersilaturahmi dengan cara yang positif pula. Pada acara tersebut ada 2 kejuaraan, yang pertama kategori seni dan yang kedua yaitu tanding. Untuk kejuaraan, STKIP Muhammadiyah Bogor hanya mengikuti kategori tanding. Tanding terdiri dari beberapa kelas sesuai dengan berat badan, contohnya, berat badan 45-50 itu masuk ke kelas A dan berat badan 50-55 masuk ke kelas B dan di situ mereka akan bertanding sesuai dangan kelasnya masing-masing. Untuk lawan tanding kita tentunya secara acak karena ini kejuaraannya terbuka untuk se-Jawa Barat.

Tapak suci mendapatkan kejuaraan sebagai berikut :

 1. Aldi Maulana (semester 4 Administrasi Pendidikan) medali emas

2. Yaya Irawana (semester 2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) medali emas

3. Muhammad Robi Hermawan (semester 2 Pendidikan Bahasa Inggris) medali emas

4. Farid Taslim Romadhon (semester 4 Administrasi Pendidikan) medali perak

5 . Angel Lelga (semester 2 Administrasi Pendidikan) medali emas

6 . Salwa Mubarokah (semester 2 Pendidikan Bahasa Inggris) medali perak

7 . Noorlisa Lativa (semester 4 Pendidikan Bahasa Inggris) medali perak

Untuk mempersiapkan atlet-atlet mengikuti kejuaraan tentunya tidak sembarang bisa ikut, karena pada dasarnya mereka harus memiliki kesiapan mental, fisik dan kemampuan untuk bertanding.

"Perasaan saya tentunya sangat senang karena teman-teman sudah berjuang dari mulai latihan hingga kejuaraan yang dilaksanakan. Tetapi poin yg penting yaitu 1, mereka dapat berproses dengan baik", ujar Farid Taslim Ramdhoni selaku ketua umum tapak suci STKIP Muhammadiyah Bogor. (PPA) 

Selasa, 28 Juni 2022

AKSI DEPAN ISTANA : MAHASISWA PERTANYAKAN DIMANA NASKAH RKUHP ??

Penulis : Aldi Septian Nurdin | Editor : Dian Rohmansah

Jejakpers. Mahasiswa dari 4 kampus yang berbeda yaitu STKIP Muhammadiyah Bogor, Universitas Djuanda, Universitas Ibnu Khaldun & Universitas Pakuan lakukan aksi di depan Istana Bogor pada Senin, 27 Juni 2022.

Aksi ini sebagai bentuk sikap dari ketidakjelasan RUU KUHP yang hingga saat ini naskahnya belum dapat diakses oleh Masyarakat.

Presiden Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor, Aldi Septian Nurdin mengungkapkan bahwa aksi sebagai bentuk keresahan atas tidak transparannya Pemerintah bersama DPR dalam merancang Undang-Undang Hukum Pidana.

"Pemerintah rencana akan mensahkan RKUPH setelatnya Juli 2022, tapi hingga hari ini naskah dari RKUHP tersebut belum dapat diakses oleh seluruh Masyarakat, jelas ini adalah hal yang tidak boleh dibiarkan", Ungkap Aldi.

RKUHP sendiri adalah rancanagan undang-undang yang akan menjadi dasar hukum pidana di Indonesia dan hingga saat ini Pemerintah bersama DPR masih terus menyembunyikan naskah RKUHP yang akan disahkan tersebut. Akibat tertutupnya pemerintah dan DPR, satu-satunya draf yang dapat diakses publik adalah draf RKUHP versi tahun 2019 yang menimbulkan gelombang unjuk rasa besar-besaran serta tambahan matriks yang disampaikan pemerintah kepada parlemen.

Ide untuk membuat Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) yang diperbarui disampaikan dalam Seminar Hukum Nasional I di Semarang, Jawa Tengah, pada 1963 silam.

Alasan utama buat merumuskan RKUHP adalah untuk mengganti KUHP yang merupakan buatan dan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda. (ASN) 

Senin, 27 Juni 2022

Kelas Drama Himadiksasida


Penulis : Putri Patwa Aulia | Editor : Dian Rohmansah

Bogor. Jejakpers. Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia telah melaksanakan kelas drama pada hari Minggu tanggal 26 Juni 2022, di aula kampus 1 STKIP Muhammadiyah Bogor. Dengan mengusung tema "Kolaborasi Unsur-unsur Kebahasaan dan Nilai-nilai Kehidupan dalam Seni Pementasan Drama". Pemateri pada acara kelas drama tahun ini adalah bapak Triyanto,S.S.,M.Hum., dan Aldi Maulana,S.Pd.

Materi yang pertama disampaikan oleh Bapak Triyanto,S.S.,M.Hum yang merupakan salah satu dosen pendidikan bahasa dan sastra Indonesia (PBSI) di STKIP Muhammadiyah Bogor, beliau menyampaikan materinya mengenai "Bagaimana Drama Mengemas Kehidupan Kita?" Beliau menjelaskan apa itu drama, apa saja jenis drama, bagaimana bahasa yang digunakan ketika berdrama, dan lain sebagainya.

Dilanjutkan dengan menteri yang kedua yang disampaikan oleh Aldi Maulana,S.Pd., yang merupakan alumni STKIP Muhammadiyah Bogor dan bergelut di bidang drama, juga ia merupakan ketua teater Gandrung STKIP Muhammadiyah Bogor 2020-2021. Beliau menyampaikan meteri mengenai bagaimana melakukan pementasan dengan baik. Beliau mencontohkan bagaimana cara berjalan aktor ketika di panggung, dan ketika berdialog. "Seorang aktor harus benar-benar menjiwai perannya ketika di atas panggung. Harus siap menjadi siapapun walaupun kita adalah bukan peran yang dimainkan", ujarnya.

Acara ini dipandu oleh Romi  Fahmi selalu moderator, dimulai pada pukul 09.30 berakhir hingga pukul 12.00 WIB.  Acara dibuka dengan melantunkan ayat suci Al Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjut dengan laporan ketua pelaksana yaitu Siti Alpiah, yang merupakan mahasiswa PBSI semester 2.  "Alasan kami mengambil tema tersebut  yaitu sebuah pertunjukan drama yang dilakukan oleh si pemeran didasari dengan unsur-unsur kebahasaan dan nilai-nilai kehidupan yang berbeda-beda.   Unsur-unsur kebahasaan memiliki peran penting di dalam sebuah drama karena digunakan untuk membuat cerita yang menyampaikan emosi karakter", ujarnya.

Roni Luminta Selaku ketua  Himadiksasida mengucapkan banyak terima kasih kepada pemateri yang sudah berkenan hadir untuk memberikan ilmunya, dan juga kepada para tamu undangan serta kepada para peserta dan panitia.

Bu Yulia Adiningsih,M.Pd., selalu Kepala Progam Studi PBSI sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Himadiksasida ini beliau mengatakan "Ibu bangga terhadap Himadiksasida, karena setiap programnya selalu terlaksana, dan kelas drama ini sangat bermanfaat terkhusus untuk mahasiswa siswa semester 4 yang memang ada mata kuliahnya", ujarnya.

Acara ini cukup menarik perhatian, dilihat dari jumlah peserta yang cukup banyak yaitu 40 orang. Juga acara ini dihadiri oleh Kaprodi PBSI dan Bu Nina,M.Pd., selaku salah satu dosen PBSI. (PPA) 

Kamis, 23 Juni 2022

Desa Puraseda Leuwiliang Diterjang Banjir Bandang Hingga Mengakibatkan Tanah Longsor

Penulis : Siti Alpiah

Jejakpers. Hujan deras yang mengguyur Kota Bogor wilayah Kecamatan Leuwiliang Desa Puraseda , Rabu (22/06/2022) hujan yang turun pada sore hari pukul 16.00 sampai pukul 19.00 malam. Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan aliran sungai Cisarua di Desa Cibunian dan Purasari meluap ke permukiman warga.

Akibatnya terjadi banjir bandang sehingga tanah menjadi longsor di beberapa tempat, beberapa bangunan seperti rumah, sekolah, musola dan sebagainya mengalami kerusakan, bahkan akses jalanpun menjadi lumpuh karena masih tergenangnya lumpur yang masih belum selesai dibersihkan.

Menurut data sementara yang dikutip oleh Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor, di Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang di kampung Cisarua terdapat 57 rumah diantaranya 7 rumah hanyut dan 50 rumah mengalami rusak ringan, dan akses jalan rusak berat.

Sedangkan di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan terdapat 73 rumah meliputi kampung Muara, Pondok Gombong, Banar Jaya 1, Banar Jaya 2, Cimanggu Limus Badag, Babakan, Panjangan. dan 4 jembatan penyebrangan antar desa putus, serta jalan penghubung desa terisolir belum bisa di akses.

Status terkini di tempat bencana penghimbauan kepada warga harap berhati-hati dikhawatirkan adanya bencana susulan, khususnya pada warga dan Relawan yang sedang membuka akses jalan dan melakukan gotong royong untuk membersihan puing-puing dan lumpur di lokasi bencana. (ALP)

Minggu, 19 Juni 2022

Musyawarah Besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Gandrung yang Menarik

Penulis : Siti Alpiah

Bogor (jejak pers) 19/06. Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Gandrung STKIP Muhammadiyah Bogor telah melaksanakan Musyawarah Besar yang digelar pada Minggu, 19 Juni 2022 di aula kampus satu STKIP Muhammadiyah Bogor. Dalam musyawarah tersebut mengusung tema “Internalisasi nilai-nilai kesenian guna terwujudnya teater Gandrung yang impresif”. 

Kegiatan musyawarah ini diadakan setiap tahun dalam rangka pergantian kepemimpinan UKM. 09.00-10.00 WIB kegiatan ini berlangsung, Farida Ulfah dan Muhammad Afrizal sebagai pemandu acara, penampilan puisi dari karya Putu Wijaya yang berjudul “Pidato Gila” yang dibawakan oleh Faldi Fauzan Setiaji selaku kandidat, lalu disusul sambutan ketua pelaksana musyawarah besar teater Gandrung Ilham Nugraha mengatakan “Dengan tema internalisasi nila nilai kesenian guna terwujudnya teater Gandrung yang impresif. Yang mana tema ini kita angkat memiliki makna yang sangat mendalam terkhususnya bagi teater Gandrung yang memiliki impian dan cita cita yang akan kita wujudkan bersama. Dimana internalisasi ini adalah sebuah penghayatan meliputi kesenian teater Gandrung ,dan impresif ini artinya mengesankan dimana harapan kami bersama teater Gandrung selalu melekat dan mengesankan, sehingga teater Gandrung selalu menjadi bagian unit kegiatan mahasiswa yang memiliki kualitas bukan hanya lingkup kampus akan tetapi lingkup kabupaten Bogor”. Pungkasnya. Sambutan kedua oleh Aldi Maulana, S. Pd selaku ketua Teater Gandrung tahun 2021-2022 memberikan sambutan beliau mengatakan “Dalam berproses kesenian itu harus memiliki sebuah karya dan itulah identitas dalam berkesenian” Ujarnya. Sambutan ketiga dari ketua BEM STKIP Muhammadiyah Bogor Aldi Septia Nurdin sekaligus membuka kegiatan Musyawarah Besar Teater Gandrung. 

Musyawarah ini dihadiri oleh seluruh Ormawa yang ada di STKIP Muhammadiyah Bogor seperti BEM, IMM, Hima dan UKM-UKM lain dan diakhiri oleh sesi foto bersama. (ALP)


   

PIK M Dynamic STKIP Muhammadiyah Bogor Mengadakan Kajian Remaja

Penulis : Putri Patwa Aulia | Editor : Muhammad Yudi Supriyadi

Jejakpers (19/6) UKM Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa yang disingkat PIK-M Dynamic STKIP Muhammadiyah Bogor telah melangsungkan kajian Hybrid Generasi Berencana, dengan tema "Membangun percaya diri untuk generasi muda berprestasi", pada tanggal 19 Juni 2022 di ruang 3 kampus STKIP Muhammadiyah Bogor.

Acara ini merupakan salah satu program dari bidang Human Resource Development yang dikoordinir oleh Nadiatul Husna. Kegiatan ini dipandu oleh Neng Rida mahasiswa semester 4 Program Studi Administrasi Pendidikan.

Nadya Pratiwi selaku ketua umum UKM PIK-M Dynamic STKIP Muhammadiyah Bogor mengucapkan banyak terima kasih kepada para panitia atas kerja kerasnya serta kepada peserta yang telah ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Juga beliau mengatakan "kegiatan seperti ini diperuntukkan agar remaja-remaja dapan meningkatkan kepercayaan diri dan potensi yang ada dalam dirinya", ujarnya ketika sambutan.

Narasumber pada acara kajian hybrid ini adalah Aris Iskandar, S.Pd., merupakan alumni dari STKIP Muhammadiyah Bogor sekaligus merupakan duta genre Kabupaten Bogor 2016 dan duta genre Jawa Barat 2017. "Kegagalan adalah sebuah hikmah, jadikan kegagalan sebuah motivasi, agar bisa menjadikan kita berhasil di masa depan", ujarnya. 

Dalam acara ini tidak hanya sebagai penambah wawasan saja namun juga sebagai ajang mempromosikan kampus tercinta STKIP Muhammadiyah Bogor kepada lingkungan luar.

Peserta yang mengikuti kajian kali ini bukan hanya dari mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor saja tapi juga dari Sekolah Menengah Atas Seperti, SMA Bumi Putra Pamijahan, dan BSI. Selain itu peserta yang hadir di acara Kajian Hybrid ini juga dari berbagai UKM, HIMA dan BEM STKIP Muhammadiyah Bogor. (PPA)

Rabu, 15 Juni 2022

SILATNAS BEM PTMI DI MATARAM : BEM STKIP HADIR & TERPILIH MENJADI PRESIDIUM SIDANG TETAP

 

Penulis : Aldi Septian Nurdin | Editor : Putri Patwa Aulia

Jejakpers. Agenda Silaturahmi Nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia diadakan di Universitas Muhammadiyah Mataram, NTB.

Agenda yang dilaksanakan pada tanggal 9-12 Juni ini dihadiri lebih dari 50 kampus dari seluruh Indonesia.

Aldi Septian Nurdin selaku ketua BEM STKIPMB yang hadir bersama Panca Aditya  dari BEM STKIPMB mengatakan "Silatnas kali ini menjadi momen paling penting untuk kembali merajut tali silaturahmi antar seluruh BEM PTM Se-Indonesia", Ucap Aldi.

Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd mengucapakan ucapan terima kasih karena telah memilih UM Mataram sebagai tuan rumah perhelatan akbar ini.

"Saya mewakili seluruh civitas akademika dan selaku tuan rumah merasa bangga karena Silatnas tahun ini dapat dilakasanakan di kampus ini, ini tentu adalah suatu kehormatan" Jelas Dr. Abd.Gani selaku Rektor UM Mataram.A

genda Silaturahmi Nasional ini dilaksanakan secara langsung dan salah satu agenda pentingnya yaitu pemilihan Koordinator Presidium Nasional (Koorpresnas) BEM PTM Seluruh Indonesia. 

Pada saat pemilihan presidium sidang tetap terdapat 7 zona yang mencalonkan, teknis pemilihannya setiap orang mengacungkan tangan untuk memilih siapa yang layak memimpin jalannya persidangan silahturahmi nasional BEM perguruan tinggi Muhammadiyah dan pada saat pemilihan kampus STKIP Muhammadiyah Bogorlah yang mendapatkan suara terbanyak. 

Aldi Septian Nurdin merupakan Presiden Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor  periode 2020/2021 yang memenangkan pemilihan secara terhormat ini, "Tentunya sangat bangga, bisa memimpin persidangan dalam agenda Nasional. Lebih bangga lagi karena mewakili kampus tercinta STKIP Muhammadiyah Bogor", ungkapnya. (ASN)

Rabu, 01 Juni 2022

KABUPATEN BOGOR ULANG TAHUN KE-540

                
Foto: Beritawarganet.com

Penulis: Dian Rohmansah | Editor: Putri Patwa Aulia

Jejak Pers - Bogor. Hari Jadi Bogor (HJB) ke-540 tahun akan diperingati pada hari Jumat tanggal 3 Juni 2022 dengan mengusung tema “Baswara Kastara Loka”. Dikutip dari Antaranews.com “Baswara Kastara Loka” memiliki makna tempat atau kota yang termasyur dengan keindahan dan gemerlap alamnya, tutur Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor Bayu Rahmawanto yang didaulat menjadi Ketua HJB ke-540.

Logo HJB tahun ini terdiri dari perpaduan lima warna, yakni hijau, orange,merah, hijau dan ungu. Berikut pemaparan makna wana pada logo HJB ke-540:

-Warna hijau merupakan penggambaran dari warna alam Kabupaten Bogor yang sarat dengan nuansa alam nan sejuk.

-Orange keemasan memiliki makna bahwa Kabupaten Bogor adalah daerah yang makmur dan penuh prestasi.

-Merah memiliki makna bahwa semangat Kabupaten Bogor dalam membangun daerahnya, yakni termaju, nyaman, dan berkeadaban.

-Biru memiliki makna luasnya wilayah Kabupaten Bogor serta kesejukannya.

-Ungu menggambarkan.

-Lambang kujang di tengah warna orange penggambaran Gunung Salak dan Gunung Pangrango.

-Lambang kujang di tengah warna orange menandakan simbol Kujang Pusaka Sunda.

Peringatan HJB ke-540 akan digelar selama dua hari, yakni 2-3 Juni 2022. Hari pertama diisi dengan acara ziara ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Pondok Rajeg, dilanjut acara penganugerahan di Auditorium Sekretariat Daerah (Setda) Cibinong. Selanjutnya, agenda kegiatan pada hari kedua akan diisi dengan paripurna istimewa yang akan dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor di Gedung DPRD Cibinong, Bogor. 

SEJARAH KABUPATEN BOGOR

Pada tahun 1745, asal muasal sejarah masyarakat Bogor semula berasal dari sembilan kelompok pemukiman digabungkan oleh Gubernur Baron Van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. Pada saat itu Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalibaru atau Kalimulya. Penggalian untuk membuat terusan kali dilanjutkan di sekitar pusat pemerintahan, namun pada tahun 1754 pusat pemerintahannya terletak di Tanah Baru kemudian dipindahkan ke Sukahati (Kampung Empang sekarang).

Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bahai atau Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap akhlinya. Namun berdasarkan catatan sejarah bahwa pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd Van de Negorij Bogor, yang berarti kepala kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri mulai dibangun pada tahun 1817.

Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi, yang kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Dalam versi lain menyebutkan nama Bogor telah tampil dalam sebuah dokumen tanggal 7 April 1952, tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang berarti kurang lebih Kepala Kampung Bogor, yang menurut informasi kemudian bahwa Kampung Bogor itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1817. Asal mula adanya masyarakat Kabupaten Bogor, cikal bakalnya adalah dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi kesatuan masyarakat yang berkembang menjadi besar di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.

Dari sisi sejarah, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia. Catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, memperlihatkan bahwa setidaknya pada paruh awal abad ke 5 M di wilayah ini telah ada sebuah bentuk pemerintahan. Sejarah lama Dinasti Sung mencatat tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina. Sejarawan Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya Dari Holotan ke Jayakarta menyimpulkan Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun, dan kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Prasasti Ciaruteun merupakan bukti sejarah perpindahan kekuasaan dari kerajaan Aruteun ke kerajaan Tarumanagara dibawah Raja Purnawarman, sekitar paruh akhir sabad ke-5.

Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada empat abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan 'ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan'. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:

- Kerajaan Taruma Negara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.

- Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.

- Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333. Kemudian dilanjutkan Kerajaan Kawali yang diperintah oleh 6 orang raja berlangsung sejak tahun 1333 hingga 1482.

- Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai hari Jadi Bogor yang secara resmi dikukuhkan melalui sidang pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor pada tanggal 26 Mei 1972.

Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat (dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah).

Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu

Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman adalah prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Propinsi Banten). Pada abad ke 6 dan ke 7 Kerajaan Tarumanagara merupakan penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat. Setelah Tarumanagara, pada abad-abad selanjutnya kerajaan terkenal yang pernah muncul di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya tak terlepas dari keberadaan wilayah Bogor dan sekitarnya. Sejarah awal mula berdirinya Kabupaten Bogor, ditetapkan tanggal 3 Juni yang diilhami dari tanggal pelantikan Raja Pajajaran yang terkenal yaitu Sri Baduga Maharaja yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama sembilan hari yang disebut dengan upacara “Kedabhakti”.

Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di wilayah Kota Bogor yaitu tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong.

Berikut adalah nama-nama Para Bupati Bogor

1. Ipik Gandamana (1948-1949)

2. R.E. Abdoellah (1550-1958)

3. Raden Kahfi (1958-1961)

4. Karta Dikaria (1961-1967)

5. Wisatya Sasmita (1967-1973)

6. Raden Mochamad Muchlis (1973-1976)

7. H. Ayip Rughby (1975-1982)

8. Soedrajat Nataatmaja (1982-1988)

9. H. Eddie Yoso Martadipura (1988-1998)

10. Kol. H. Agus Utara Effendi (1998-2008)

11. Drs. H. Rahmat Yasin (2008-2014)

12  Hj. Nurhayanti (2014-2019)

13. Hj. Ade Munawaroh Yasin (2019-sekarang)

Semoga di hari jadi Bogor ke-540 dapat meleboh baik lagi dari yang sebelumnya “TEGAR BERIMAN”. (DRS)


Sumber Referensi

M. Fikri Setiawan. Pemkab Bogor Merilis Logo Hari Jadi (HJB) ke-540. Antaranews.com. Senin 30 Mei 2022. Diakses 1 Juni 2022. https://megapolitan.antaranews.com/berita/194841/pemkab-bogor-merilis-logo-hari-jadi-bogor-hjb-ke-540#:~:text=Kabupaten%20Bogor%20(ANTARA)%20%2D%20Pemerintah,pada%20tanggal%203%20Juni%202022.

Portal Resmi Kabupaten Bogor. Sejarah Kabupaten Bogor. Diakses 1 Juni 2022 https://bogorkab.go.id/pages/sejarah-kabupaten-bogor#:~:text=Sejarah%20awal%20mula%20berdirinya%20Kabupaten,disebut%20dengan%20upacara%20%E2%80%9CKedabhakti%E2%80%9D. 




Umbara Adakan Webinar Nasional Gizi

Penulis : Ika Puspa Windardi | Editor : Nia Jejak Pers - Bogor, Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA) mengadakan Webinar ...